Aku menyodorkan segelas Black Russian kepada Paris. Dari sekian banyak pengunjung yang menghampiri mini bar ini, hanya Paris yang suka memesan cocktail dengan berbagai macam nama, yang untungnya aku masih bisa membuatnya, sepertinya kalo masalah minuman, selera Kent belum ada tandingannya di Kota Palem ini.
"Whiskey!" seru Paris. Aku menyodorkan segelas whiskey padanya. Belum lima menit.
"Segelas lagi!"
Setengah jam kemudian, aku melihatnya sudah mabuk.
"Lantis, sepertinya Paris mabuk."
Atlantis menghampiri sahabat baiknya itu.
"Paris, kamu besok tidak kerja?" tanya Atlantis.
"Kerrr jaa... hahahahaha, siapa yang butuh kerr jaaa"
Atlantis menggelengkan kepalanya.
"Jangan kau beri minuman lagi" seru Atlantis kepadaku. Aku mengangguk.
"Yonnn... segelas laagiii" pinta Paris.
"Kamu sudah mabuk. Baiknya kamu pulang sekarang" seruku.
"Aku tii dakk mabuk. Aku maa sihh ingin mii numm, segelas laa giii plissss."
Aku hanya menggelengkan kepalaku. Menurut Atlantis, Paris akan bertingkah seperti ini jika dia patah hati.
Jika mencintai itu terasa menyakitkan, buat apa jatuh cinta? Merepotkan saja.
Hitam Manih
10 tahun yang lalu